Skip to main content

Featured

Bahasa yang Lebih Menakutkan dari Senjata

Mencegah darurat militer sebenarnya tak jauh berbeda dengan mencegah banjir. Sama-sama membutuhkan kerja sama, kesadaran, dan kesigapan. Namun, ketika seorang influencer menulis sebuah kalimat, makna kalimat itu justru menimbulkan perdebatan: apakah ia sedang berterima kasih atau menyindir? Dalam podcast Total Politik terbaru, Soleman B. Ponto , seorang purnawirawan perwira tinggi TNI sekaligus mantan Kepala BIN ( Badan Intelijen Negara ), menyatakan bahwa kalimat Ferry Irwandi dalam postingannya tertanggal 31 Agustus 2025 yang berbunyi, “ Darurat Militer hari ini bisa dicegah. Terima kasih kerja keras dan kerja samanya, teman-teman,” adalah sebuah pernyataan yang mencemarkan nama baik TNI. Menurutnya, karena pada hari itu tidak pernah terjadi Darurat Militer (DM), maka merupakan fitnah saat Ferry Irwandi tiba-tiba menyebut DM. Tidak banyak yang bisa dibahas sebenarnya dalam perdebatan ini, tetapi cukup menarik jika dipandang dari segi bahasa. Seperti kita tahu, dalam perjal...

Menulis di Tengah Kesibukan

Tips untuk Istri Pekerja yang Kuliah di UT


Meja Belajar ketika perkuliahan berjalan


Menjalani peran sebagai istri, sekaligus mahasiswa Universitas Terbuka bukan perkara mudah. Banyak yang berpikir, "Kuliah kok jadi ibu rumah tangga?" atau "Sudah pernah kerja, ngapain kuliah lagi?" Tapi kenyataannya, perempuan punya hak untuk terus belajar — bahkan sambil mengurus rumah dan menjalani pekerjaan untuk istri yang menuntut fokus setiap hari.

Sebagai istri yang menjalani perkuliah, sama halnya dengan suami yang bekerja dari pagi sampai malam, waktu luang adalah barang langka. Namun, menulis tetap bisa dilakukan asal punya strategi dan niat yang kuat. Berikut beberapa tips untuk istri (pekerja) yang kuliah di UT yang ingin tetap menulis di tengah kesibukannya:

1. Jadikan Menulis Bagian dari Rutinitas Harian

Sisihkan 15–30 menit di pagi hari sebelum berangkat kerja atau di malam hari sebelum tidur. Tidak perlu langsung menulis panjang; cukup satu paragraf atau ide pokok setiap hari. Pastikan memeriksa apakah tugas dan diskusi perkuliahan sudah bisa dikerjakan.

2. Manfaatkan Momen Singkat

Saat menunggu transportasi, waktu istirahat kerja, atau jeda kuliah daring, gunakan aplikasi catatan seperti Google Keep atau Notion untuk mencatat ide menulis. Banyak tulisan besar lahir dari momen-momen kecil seperti ini. Bahkan seringkali isnpirasi muncul dari mindfullness di saat-saat yang singkat.

3. Gabungkan Pengalaman Pribadi ke dalam Tulisan

Kehidupan sebagai istri yang kuliah adalah bahan tulisan yang sangat kaya. Dari tugas UT yang menumpuk, perjuangan mengerjakan TAP sambil memasak, hingga pengalaman ikut ujian online di sela-sela pekerjaan — semuanya bisa menjadi cerita atau artikel inspiratif.

4. Tulis untuk Diri Sendiri Dulu

Jangan terlalu memikirkan apakah tulisanmu akan dibaca banyak orang. Awali dengan menulis untuk dirimu sendiri, untuk mengurai emosi dan merekam perjalanan luar biasa yang kamu jalani.

5. Berani Mempublikasikan

Ketika kamu merasa nyaman, cobalah mulai membagikan tulisan di blog atau media sosial. Bisa jadi kisahmu membantu istri-istri lain yang sedang kuliah untuk tetap semangat. Saaat seseorang menulis ia sedang melakukan aktivitas berfikit. Maka dari itu moto saya adalah “Saya berpikir, maka saya menulis.”

Menulis adalah ruang kecil yang bisa kamu miliki sepenuhnya — bahkan ketika peran dan tanggung jawab menumpuk. Kuliah untuk ibu rumah tangga atau istri yang bekerja bukan lagi hal aneh, melainkan bentuk nyata dari tekad dan keinginan untuk terus berkembang

 

Comments